KHOTBAH MINGGU 22 SEPTEMBER 2024, YAKOBUS 4: 1-10, MENDEKAT KEPADA ALLAH
Salam Sukacita Bapak/Ibu. Sebelum membaca dan memahami Bahan Khotbah Minggu ini. Terlebih dahulu kami meminta waktunya supaya berkenan (hanya 2 menit saja) mengisi Form Kuesioner blog ini, dengan tujuan untuk pengembangan dan pendalaman isi bahan ini. Terimakasih Bapak/Ibu. Semoga berkenan
link nya dapat diakses di https://forms.gle/akUVJHHQiLbBwThk6
Ket. gambar: dalam Gereja HKI Bojong Menteng, Jakarta Timur |
Kami sungguh mengucap syukur kepadaMu Ya Allah, Bapak kami yang Maha Pengasih yang selalu setia menjaga dan memberkati kami. Pada saat ini kami datang dan menghadap di hadapan-Mu, dengan hati yang penuh kerendahan. Kami bersyukur atas kesempatan yang masih Tuhan berikan bagi kami, untuk berkumpul di rumah Tuhan yang kudus untuk mendengarkan firman-Mu. Kami memohon, kiranya Engkau membuka hati dan pikiran kami agar kami dapat menerima mengerti dan memahami firman-Mu dengan baik. Tolonglah ya Tuhan, bimbinglah kami untuk semakin mendekat kepada-Mu, agar hidup kami selalu berkenan di hadapan-Mu. Jadikanlah khotbah ini sebagai sarana bagi kami untuk lebih mengenal-Mu dan merasakan kehadiran-Mu dalam kehidupan kami. Dan tolong ya Tuhan, berkati juga pemberita firmanMu, agar firman yang diberitakan, setiap ucapan yang diungkapkan berasal dari Tuhan dan menjadi pedoman, berkat bagi kami. Terimakasih ya Tuhan, hati pikiran dan jiwa kami telah siap untuk mendengarkan. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami bermohon. Amen
PENGANTAR
Kitab Yakobus adalah salah satu surat dalam Perjanjian Baru yang ditulis oleh Yakobus, yang diyakini sebagai saudara Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem.
Yakobus banyak membahas tentang bagaimana iman sejati harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Ia menekankan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati, dan bahwa orang Kristen harus menunjukkan kasih, keadilan, dan ketekunan dalam hidup sehari-hari. Isu-isu praktis seperti pengendalian lidah, kesabaran dalam penderitaan, serta peringatan terhadap kekayaan dan ketidakadilan sosial juga diterimai.
Kitab ini juga memberikan banyak nasehat praktis bagi orang Kristen dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti mengendalikan lidah (Yakobus 3), bersabar dalam penderitaan, dan memperlakukan orang lain dengan adil tanpa memandang status sosial. Ajaran Yakobus dianggap sangat relevan bagi jemaat masa kini karena tekanan integritas, kerendahan hati, serta kepekaan terhadap orang yang menderita
PENDALAMAN TEKS/ TAFSIRAN
Nama Yakobus berasal dari bahasa Yunani Iakobos (Ἰάκωβος), yang merupakan bentuk Yunani dari nama Ibrani Ya'akov (יַעֲקֹב). Dalam bahasa Ibrani, Ya'akov memiliki arti "pengganti" atau "dia yang menggantikan". Nama ini terkait dengan tokoh Yakub dalam Perjanjian Lama, yang adalah salah satu patriark Israel dan berarti seseorang yang "mengikuti" atau "mengganti" orang lain, Merujuk pada kelahiran Yakub yang memegang hak saudara kembarnya, Esau.
(TB 2) Yakobus 4: 1 'Dari mana datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? '
(B. Yunani - NEB) "Πόθεν πόλεμοι καὶ πόθεν μάχαι ἐν ὑμῖν; οὐκ ἐντεῦθεν, ἐκ τῶν ἡδονῶν ὑμῶν τῶν στρατευομένων ἐν τοῖς μέλεσιν ὑμῶν;"
Transliterasi: "Pothen polemoi kai pothen machai en hymin? ouk enteuthen, ek ton hedonon hymon ton strateuomenon en tois melesin hymon?"
Dalam ayat ini, kata kunci seperti "πόλεμοι" (polemoi) berarti "peperangan" atau "perkelahian," dan "ἡδονῶν" (hedonon) mengacu pada "hawa nafsu" atau "keinginan kesenangan." Ayat ini menjelaskan bahwa pertikaian dan konflik muncul dari keinginan duniawi yang tidak terkendali di dalam diri seseorang.
Yakobus menekankan bahwa banyak perselisihan di antara orang percaya bukan berasal dari luar, tetapi dari dalam, yaitu dari keinginan-keinginan egois yang bertentangan satu sama lain. Ayat ini menekankan aspek internal dari pertikaian dan memanggil jemaat untuk menyadari bahwa konflik sering kali bersumber dari dalam diri, dari nafsu yang berlawanan dengan kehendak Tuhan.
(TB 2) Yakobus 4: 2 'Kamu mengingini sesuatu, tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.'
(B. Yunani - NEB) Επιθυμειτε και δεν εχετε· φονευετε και φθονειτε, και δεν δυνασθε να επιτυχητε· μαχεσθε και πολεμειτε· αλλα δεν εχετε, επειδη δεν ζητειτε·
Transliterasi: Epithymeite kai den echete fonevete kai phoneuete, kai den dynashte na epithychite machesthe kai polemeite alla den echete, epeidi den ziteite.
Dalam ayat ini, kata kunci seperti "ἐπιθυμεῖτε" ( epithymeite ) berarti "menghasratkan" atau "menginginkan," dan "φονεύετε" ( phoneuete ) berarti "membunuh." Ayat ini menjelaskan Yakobus menunjukkan bahwa keinginan yang tak terpenuhi memicu konflik dan pertikaian di antara orang-orang. Meski mungkin tidak dipahami secara harfiah, ini menunjukkan intensitas keinginan yang membawa orang pada tindakan dosa.
Yakobus juga menekankan akan doa, dengan mengungkapkan bahwa banyak orang tidak meminta kepada Tuhan untuk kebutuhan mereka, melainkan dengan hasrat/nafsu. Hal ini menyebabkan kekecewaan dan kekacauan.
(TB 2) Yakobus 4: 3 'Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. '
(B. Yunani - NEB) "αἰτεῖτε καὶ οὐ λαμβάνετε, διότι κακῶς αἰτεῖσθε, ἵνα ἐν ταῖς ἡδοναῖς ὑμῶν δαπανήσητε."
Transliterasi: "Aiteite kai ou lambanete, dioti kakos aiteisthe, hina en tais hedonais hymon dapanesete."
Dalam tafsiran bahasa asli, "αἰτεῖτε" (aiteite) berarti "kamu meminta," tetapi Yakobus menunjukkan bahwa permintaan mereka tidak dikabulkan karena motivasinya salah. Kata "κακῶς" (kakos) artinya "salah" atau "tidak benar," dan "ἡδοναῖς" (hedonais) berarti "kesenangan" atau "hawa nafsu." Ayat ini memperjelas bahwa motivasi dalam berdoa sangat penting. Yakobus mengkritik mereka yang meminta bukan untuk kehendak Tuhan, tetapi untuk memuaskan keinginan egois mereka.
Yakobus menegur jemaat yang meminta sesuatu dari Tuhan, tetapi dengan motivasi yang tidak tulus atau hanya untuk memuaskan keinginan pribadi, sehingga doa-doa mereka tidak dikabulkan.
(TB 2) Yakobus 4: 4 'Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi, siapa saja yang hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.'
(B. Yunani - NEB) Μοιχοι και μοιχαλιδες, δεν εξευρετε οτι η φιλια του κοσμου ειναι εχθρα του Θεου; οστις λοιπον θεληση να ηναι φιλος του κοσμου, εχθρος του Θεου καθισταται.
Transliterasi: "Moichoi kai moichalides, den exevrete oti i filia tou kosmou einai echthra tou Theou? ostis loipon thelisi na inai filos tou kosmou echthros tou Theou kathistatai.
Dalam tafsiran bahasa asli, "Μοιχαλίδες" (Moichalides) berarti "para pezina" atau "orang yang tidak setia." Yakobus menggunakan kata ini secara metaforis untuk menggambarkan ketidaksetiaan umat kepada Tuhan, seperti seorang istri yang berzina. "φιλία τοῦ κόσμου" (philia tou kosmou) berarti "persahabatan dengan dunia," yang merujuk pada melekat pada nilai-nilai duniawi, bukan pada Tuhan.
Yakobus menegur keras mereka yang lebih memilih nilai-nilai duniawi daripada Tuhan, karena sikap itu dianggap sebagai pengkhianatan spiritual. dengan dunia tidak hanya menjauhkan seseorang dari Allah, tetapi juga menjadi musuh Allah.
(TB 2) Yakobus 4:5 'Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata, "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
(B. Yunani - NEB): "ἢ δοκεῖτε ὅτι κενῶς ἡ γραφὴ λέγει· Πρὸς φθόνον ἐπιποθεῖ τὸ πνεῦμα ὃ κατῴκισεν ἐν ἡμῖν;"
Transliterasi: i dokeite oti kenos i grafi legei, pros pthonon epipothei to pnevma o katokisen en imin.
Tafsiran: Kata Yunani πρὸς φθόνον (pros phthonon) diterjemahkan sebagai "dengan cemburu." Ini menekankan bahwa Allah adalah Tuhan yang sangat memperhatikan kesetiaan umat-Nya, dan Dia menginginkan roh kita untuk berkomitmen sepenuhnya kepada-Nya. Ayat ini menyoroti kecemburuan Allah terhadap segala bentuk perbuatan yang menyimpang dari-Nya.
Yakobus ingin mengingatkan pembaca bahwa Allah sangat peduli tentang bagaimana hati kita diarahkan. Jika kita berusaha menjadi sahabat dunia (seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat sebelumnya), maka kita menempatkan diri sebagai musuh Allah karena Dia menginginkan semua perhatian kita.
(TB 2) Yakobus 4:6 'Tetapi anugerah yang diberikan-Nya kepada kita, lebih besar daripada itu. Karena itu, Ia katakan, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
(B. Yunani - NEB): "μείζονα δὲ δίδωσιν χάριν· διὸ λέγει· Ὁ Θεὸς ὑπερηφάνοις ἀντιτάσσεται, ταπεινοῖς δὲ δίδωσιν χάριν."
Transliterasi: Meizona de didosin charin, dio legei, O Theos yperifanois antitassetai, tapeinois de didosin charin.
Tafsiran: Kata μείζονα δὲ δίδωσιν χάριν (meizona de didosin charin) berarti "kasih karunia yang lebih besar." Allah memberikan rahmat yang melimpah bagi mereka yang rendah hati. Kata ὑπερηφάνοις (hyperēphanois) berarti "orang sombong," yang mengacu pada mereka yang membanggakan diri sendiri dan tidak tunduk pada Allah, dan mereka yang rendah hati menerima kasih karunia lebih besar dari Tuhan.
Dalam ayat ini, Yakobus menekankan bahwa meskipun kita sering bersembunyi oleh dunia atau jatuh dalam dosa, Tuhan selalu menyediakan kasih karunia yang lebih besar dari dosa tersebut. Hal ini menunjukkan kemurahan hati Tuhan yang melampaui kelemahan manusia. Selanjutnya Tuhan menentang atau melawan mereka yang sombong. Sikap sombong mencerminkan ketidaktergantungan pada Tuhan dan kebanggaan atas diri sendiri, sesuatu yang sangat ditolak oleh Tuhan.
(TB 2) Yakobus 4:7 'Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu!
(B. Yunani - NEB): "ὑποτάγητε οὖν τῷ Θεῷ· ἀντίστητε δὲ τῷ διαβόλῳ, καὶ φεύξεται ἀφ’ ὑμῶν."Transliterasi: ypotagite oun to Theo, antistite de to diavolo, kai pefxetai af ymon.
Tafsiran: Kata ὑποτάγητε (hypotagēte) berarti "tunduklah." Yakobus mengajarkan bahwa untuk melawan Iblis, kita harus terlebih dahulu menyerahkan diri kita kepada Tuhan. Kata ἀντίστητε (antistēte) yang berarti "melawan," mengindikasikan bahwa perlawanan terhadap godaan dan tipu daya Iblis hanya dapat dilakukan dengan kekuatan dari penundukan kita kepada Allah.
Dalam konteks ini, Yakobus mengajak umat percaya untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Penundukan ini berarti ketaatan kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan dan mengakui otoritas-Nya atas kita. Selanjutnya Yakobus memberi perintah yang jelas untuk melawan Iblis. Melawan di sini tidak hanya berarti penolakan aktif terhadap godaan, tetapi juga penolakan untuk tunduk pada tipu daya dan godaan Iblis. Perlawanan ini hanya mungkin dilakukan jika kita pertama-tama tunduk kepada Tuhan.
(TB 2) Yakobus 4:8 'Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
(B. Yunani - NEB): "ἐγγίσατε τῷ Θεῷ, καὶ ἐγγιεῖ ὑμῖν. καθαρίσατε χεῖρας, ἁμαρτωλοί, καὶ ἁγνίσατε καρδίας, δίψυχοι."
Transliterasi: Engisate to Theo, kai engiei ymin. katharisate cheiras, amartoloi, kai agnisate kardias dipsychoi.
Tafsiran: Kata ἐγγίσατε (enggisate) artinya "mendekat." Dalam bahasa asli, ajakan untuk mendekat kepada Allah diiringi dengan perintah untuk membersihkan dosa, baik dalam tindakan (χεῖρας - "tangan") maupun hati. Istilah δίψυχοι (dipsychoi) berarti "mendua hati," merujuk pada mereka yang tidak tulus dalam imannya.
Ayat ini menggambarkan pentingnya mendekat kepada Tuhan dalam hubungan pribadi, dengan janji bahwa Tuhan akan menanggapi dengan mendekatkan diri-Nya kepada orang yang mencari-Nya. Ini adalah undangan untuk memiliki relasi yang lebih intim dengan Allah. Selanjutnya "tangan" sering digunakan sebagai simbol tindakan atau perbuatan. Jadi, ayat ini meminta orang-orang untuk meninggalkan perbuatan dosa dan membersihkan hidup mereka. Kemudian yang "mendua hati" merujuk pada orang yang tidak sepenuhnya setia kepada Tuhan, mungkin karena tergoda oleh dunia atau dosa.
(TB 2) Yakobus 4:9 'Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan dukacita.
(B. Yunani - NEB): "ταλαιπωρήσατε καὶ πενθήσατε καὶ κλαύσατε· ὁ γέλως ὑμῶν εἰς πένθος μετατραπήτω καὶ ἡ χαρὰ εἰς κατήφειαν."
Transliterasi: Talaiporisate kai penthisate kai klafsate, o gelos ymon eis penthos metatrapito kai i chara eis katifeian.
Tafsiran: Kata ταλαιπωρήσατε (talaipōrēsate) berarti "merasakan kemalangan," mengajak pembaca untuk merasakan kesedihan mendalam atas dosa mereka. Perubahan suasana hati dari tawa menjadi dukacita adalah cerminan dari pertobatan yang tulus, menyesali dosa dan meninggalkannya.
Ayat ini merupakan ajakan untuk menyadari kondisi dosa dan berduka atasnya. Bertobat melibatkan kesadaran penuh tentang betapa seriusnya dosa, sehingga mengarahkan seseorang kepada dukacita yang tulus atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Kemudian terciptanya perubahan sikap dari perasaan gembira yang mungkin didasarkan pada hal-hal duniawi atau tidak benar, menjadi rasa ratapan dan kesedihan sebagai bentuk pertobatan yang tulus. Ini adalah panggilan untuk mengambil sikap serius terhadap dosa.
(TB 2) Yakobus 4:10 'Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
(B. Yunani - NEB): "ταπεινώθητε ἐνώπιον Κυρίου, καὶ ὑψώσει ὑμᾶς."
Transliterasi: Tapeinothite enopion Kyriou, kai ypsosei ymas.
Tafsiran: Kata ταπεινώθητε (tapeinōthēte) artinya "merendahkan diri." Ayat ini menekankan pentingnya kerendahan hati di hadapan Tuhan sebagai syarat untuk diangkat dan
diberkati oleh-Nya. Kerendahan hati bukan hanya sikap, tetapi juga penyerahan diri sepenuhnya pada kehendak Tuhan.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari Yakobus 4:1-10 adalah panggilan untuk hidup dalam kerendahan hati, menjauhi dosa, dan mendekat kepada Allah. Yakobus mengingatkan bahwa konflik dan perselisihan di antara orang-orang timbul dari keinginan-keinginan duniawi yang berlawanan dengan kehendak Allah. Mereka yang hidup dalam dosa dan bersahabat dengan dunia adalah musuh Allah, namun kasih karunia Allah tersedia bagi mereka yang rendah hati.
Berikut beberapa poin penting:
- Perselisihan berasal dari keinginan duniawi (ayat 1-3) Pertikaian timbul karena keinginan manusia yang tidak terpenuhi. Ketika seseorang tidak meminta dengan benar kepada Tuhan, mereka tidak akan menerima apa yang diinginkan.
- Setia kepada Allah, bukan dunia (ayat 4-6) Ayat ini memperingatkan tentang bahaya "bersahabat dengan dunia", yang diartikan sebagai ketergantungan pada nilai-nilai duniawi. Untuk mendekat kepada Allah, seseorang harus meninggalkan kesetiaan pada dunia dan beralih kepada kesetiaan yang utuh kepada Allah.
- Panggilan untuk bertobat dan mendekat kepada Allah (ayat 7-10) Orang percaya harus tunduk kepada Allah, melawan iblis, dan membersihkan hidup mereka dari dosa. Ketika seseorang mendekat kepada Tuhan dengan hati yang murni, Tuhan akan mendekat kepada mereka. Sikap rendah hati dan pertobatan akan membawa pemulihan dan pengangkatan dari Tuhan.
DOA PENUTUP
"Bapak kami yang di sorga, kami datang bersyukur atas segala kebaikan dan penyertaan-Mu dalam hidup kami. Kami memohon, ya Tuhan, agar Engkau menolong kami semua, jemaat-Mu, untuk senantiasa mendekat kepada-Mu dengan hati yang murni dan penuh kerendahan. Berkatilah gereja kami, para pelayan, gembala, dan semua yang melayani, agar mereka selalu kuat dan setia dalam panggilan mereka. Kiranya Engkau juga memberkati seluruh jemaat, supaya kami terus bertumbuh dalam iman, kasih, dan perbuatan baik."Ya Tuhan yang Mahakasih, kami juga menyadari bahwa kami sering kali terjebak dalam keinginan duniawi dan menjauh dari-Mu. Ampunilah dosa-dosa kami, ya Tuhan, dan sucikanlah hati serta pikiran kami. Ajarkan kami untuk selalu tunduk pada kehendak-Mu dan melawan setiap godaan yang membawa kami jauh dari-Mu. Kami berdoa agar Engkau terus membimbing kami untuk mendekat kepada-Mu, memperkuat iman kami, dan membuat kami setia kepada-Mu. Kiranya kami selalu merendahkan diri di hadapan-Mu, dan biarlah kasih karunia-Mu meninggikan kami dalam kebenaran-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin."bft
Komentar
Posting Komentar