KHOTBAH MINGGU 29 SEPTEMBER 2024, MAZMUR 124: 1-8, PERTOLONGAN KITA ADALAH DALAM NAMA TUHAN

Salam Sukacita Bapak/Ibu. Sebelum membaca dan memahami Bahan Khotbah Minggu ini. Terlebih dahulu kami meminta waktunya supaya berkenan (hanya 2 menit saja) mengisi Form Kuesioner blog ini, dengan tujuan untuk pengembangan dan pendalaman isi bahan ini. Terimakasih Bapak/Ibu. Semoga berkenan

link nya dapat diakses di https://forms.gle/akUVJHHQiLbBwThk6

KHOTBAH-MINGGU-29-SEPTEMBER-2024-MAZMUR-124:1-8-PERTOLONGAN-KITA-ADALAH-DALAM-NAMA-TUHAN
Ket. gambar: https://www.freebibleimages.org/illustrations/elijah-ahaziah/

DOA PEMBUKA

Kami sungguh mengucap syukur kepadaMu Ya Allah, Bapak kami yang Maha Pengasih yang selalu setia menjaga dan memberkati kami. Pada saat ini kami datang dan menghadap di hadapan-Mu, dengan hati yang penuh kerendahan. Kami bersyukur atas kesempatan yang masih Tuhan berikan bagi kami, untuk berkumpul di rumah Tuhan yang kudus untuk mendengarkan firman-Mu. Kami memohon, kiranya Engkau membuka hati dan pikiran kami agar kami dapat menerima mengerti dan memahami firman-Mu dengan baik. Tolonglah kami ya Tuhan, kami datang di hadapan-Mu dengan hati penuh kerendahan, mengakui bahwa pertolongan kami hanya ada dalam nama-Mu. Engkaulah sumber kekuatan, penghiburan, dan pengharapan kami di segala waktu. 

Pada saat ini, kami mohon Roh Kudus-Mu hadir di tengah-tengah kami, agar setiap hati dan pikiran kami dibuka untuk menerima firman-Mu yang akan disampaikan. Kiranya melalui khotbah ini, kami semakin teguhkan dalam iman, dan semakin percaya bahwa Engkaulah Allah yang setia menolong dalam segala keadaan.

Jadikanlah khotbah ini sebagai sarana bagi kami untuk lebih mengenal-Mu dan merasakan kehadiran-Mu dalam kehidupan kami. Dan tolong ya Tuhan, berkati juga pemberita firmanMu, agar firman yang diberitakan, setiap ucapan yang diungkapkan berasal dari Tuhan dan menjadi pedoman, berkat bagi kami. Terimakasih ya Tuhan, hati pikiran dan jiwa kami telah siap untuk mendengarkan. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami bermohon. Amen

PENGANTAR

Kitab Mazmur dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani, disebut dengan "Tehillim" (תְּהִלִּים) yang berarti "puji-pujian." Kitab ini merupakan kumpulan nyanyian, doa, dan pujian yang mencerminkan berbagai pengalaman rohani dan emosi umat Israel. Secara keseluruhan, Kitab Mazmur berfungsi sebagai respons umat kepada Allah dalam berbagai situasi kehidupan, seperti kegembiraan, duka, permohonan, pengampunan, hingga ucapan syukur.

PENDALAMAN TEKS/ TAFSIRAN

Mazmur 124 adalah salah satu Mazmur ziarah (Mazmur 120-134) yang sering dinyanyikan oleh umat Israel saat mereka melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan hari-hari raya besar. Mazmur ini menggambarkan rasa syukur kepada Tuhan atas penyelamatan dan perlindungan-Nya dalam situasi-situasi yang sangat sulit. 

Tafsiran Mazmur 124:1 dimulai dengan pengakuan bahwa segala sesuatu yang baik yang dialami oleh Israel adalah karena Tuhan ada di pihak mereka. Pemazmur memikirkan bagaimana keadaan akan berbeda jika Tuhan tidak memihak mereka, menggambarkan betapa pentingnya kehadiran Tuhan dalam sejarah penyelamatan Israel. Secara puitis, Mazmur ini mengundang bangsa Israel untuk mengingat masa-masa di mana Tuhan menyelamatkan mereka dari ancaman-ancaman yang besar. Ini juga berfungsi sebagai layanan kolektif kepada bangsa Israel untuk bersyukur atas bantuan Tuhan yang nyata.

TEKS MAZMUR 124: 1-8

  1. Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, — biarlah Israel berkata demikian 
  2. Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita,  
  3. Maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita;  
  4. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita,  
  5. Maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.  
  6. Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!  
  7. Jiwa kita terluput seperti burung terluput dari jerat penangkap burung; jerat itu pun terputus, dan kita pun terluput!  
  8. Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

TAFSIRAN

1. Ayat 1-2: 

  1. Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, — biarlah Israel berkata demikian
  2. Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita,

אִלּוּלֵי (Illulei) : Kata ini memiliki arti "jikalau bukan" atau "seandainya tidak." Ini menyiratkan kondisi hipotetis, di mana sang pemazmur memikirkan apa yang mungkin terjadi jika Tuhan tidak bertindak atau tidak berada di pihak mereka. Ini adalah pengakuan tentang betapa besarnya ketergantungan umat Israel kepada Tuhan.

יְהוָה (Adonai/YHWH) : Ini adalah nama Tuhan yang digunakan secara pribadi dan sakral dalam Perjanjian Lama, sering diterjemahkan sebagai "TUHAN." Nama YHWH ini menekankan kehadiran Tuhan yang kekal, berdaulat, dan terlibat dalam kehidupan umat-Nya. Tuhan bukan hanya Allah yang jauh, tetapi dekat dan aktif dalam menjaga umat-Nya.

שֶׁהָיָה לָנוּ (shehayah lanu) : Artinya "yang ada bagi kita" atau "yang ada di pihak kita." Dalam konteks ini, Tuhan dipandang sebagai pelindung dan pendukung bagi umat-Nya. Kata kerja "הָיָה" (hayah) adalah bentuk dari "ada" atau "menjadi," sehingga frasa ini menunjukkan kehadiran dan keterlibatan Tuhan yang aktif dalam setiap situasi kehidupan umat Israel.

יֹאמַר־נָא (yomar-na) : "Biarlah berkata sekarang." Kata "נא" (na) biasanya memberikan nuansa permintaan atau desakan, seperti "mohonlah" atau "biarlah." Pemazmur di sini mengajak seluruh Israel untuk bersama-sama mengakui kebenaran ini dengan penuh keyakinan dan ucapan terima kasih.

יִשְׂרָאֵל (Yisra'el) : Kata ini Merujuk kepada bangsa Israel sebagai penerima kasih dan pertolongan Tuhan. Bangsa ini adalah umat pilihan Tuhan, dan pemazmur mengundang seluruh bangsa untuk memikirkan tentang perlindungan Tuhan.

Pemazmur mengajak bangsa Israel untuk mengakui bahwa jika bukan Tuhan yang berpihak kepada mereka, mereka tidak akan selamat dari musuh-musuh mereka. Ini adalah pengakuan akan kehadiran Tuhan yang sangat nyata dalam situasi-situasi bahaya. Bangsa Israel sering menghadapi ancaman dari bangsa-bangsa lain, tetapi Tuhan selalu melindungi dan menolong mereka. Mazmur ini mengingatkan umat bahwa kemenangan dan keselamatan mereka bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena Tuhan yang berperang bagi mereka.

2. Ayat 3: Maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita;

Pemazmur menggambarkan situasi di mana bangsa Israel berada dalam bahaya besar, dihadapkan oleh oleh musuh yang kuat dan marah. Mereka seperti berada di ambang kehancuran, di mana musuh-musuh siap "menelan mereka hidup-hidup". Yang melukiskan ancaman yang dahsyat, musuh yang kejam dan berbahaya seperti binatang buas yang akan menelan mangsanya secara langsung tanpa belas kasihan.

Ayat ini menjelaskan bahwa pengakuan Israel akan bahaya yang mereka hadapi. Namun, yang lebih penting adalah pernyataan bahwa jika bukan karena Tuhan, mereka pasti sudah dihancurkan. Ini adalah pengakuan akan ketergantungan total kepada Tuhan dalam menghadapi krisis. Mereka menggambarkan ancaman dengan hiperbola (berlebihan) untuk menunjukkan betapa mengerikannya bahaya itu. Namun, berkat Tuhan, mereka selamat dari kehancuran tersebut.

3. Ayat 4: Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita,

Ayat ini menggambarkan ancaman besar yang dihadapi umat Israel. Bahaya yang sebelumnya digambarkan seperti "ditelan hidup-hidup," kini dilukiskan dengan metafora banjir yang mengamuk. Air dan sungai dalam Alkitab sering kali melambangkan kekuatan destruktif yang luar biasa, yang di luar kendali manusia. Bahaya tersebut digambarkan seperti banjir besar atau air yang meluap, yang bisa menghanyutkan mereka. Air dalam Alkitab sering menjadi simbol dari kekacauan, bahaya, dan kehancuran. Namun, meskipun ancaman ini sangat besar, mereka tidak tenggelam karena Tuhan menjaga mereka.

4. Ayat 5: Maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.

Air yang meluap mengacu pada bencana banjir yang mematikan, melambangkan situasi kritis di mana umat bisa saja tenggelam dan tidak memiliki harapan untuk selamat. Ayat ini menggarisbawahi betapa berbahayanya kondisi yang mereka hadapi, seperti gelombang besar yang datang menimpa mereka tanpa ampun. Namun, meskipun ancaman itu tampak tak tertahankan, pesan utama dari Mazmur ini tetap adalah bahwa Tuhan telah menghalangi bencana itu sehingga mereka tidak dihancurkan oleh "air yang meluap-luap."

5. Ayat 6-7: Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka! Jiwa kita terluput seperti burung terluput dari jerat penangkap burung; jerat itu pun terputus, dan kita pun terluput!

Ayat 6 dan 7 merupakan seruan syukur kepada Tuhan karena penyelamatan-Nya yang ajaib. Pemazmur mengucapkan pujian kepada Tuhan yang tidak membiarkan umat-Nya jatuh ke tangan musuh yang digambarkan seperti binatang buas yang siap memangsa mereka. Dalam ayat 6, "gigi mereka" mengacu pada kekejaman musuh yang ingin menghancurkan Israel, tetapi Tuhan melindungi mereka sehingga mereka tidak menjadi korban. Pada ayat 7, pemazmur menggunakan kiasan lain, yaitu burung yang terlepas dari jerat penangkap burung. Umat Israel diibaratkan sebagai burung yang terperangkap dalam perangkap yang mematikan. Namun, karena pertolongan Tuhan, jerat itu putus, dan mereka berhasil melarikan diri. Ini menggambarkan pembebasan yang penuh keajaiban dan menunjukkan bahwa keselamatan yang mereka alami adalah tindakan langsung dari Tuhan, yang mematahkan rencana-rencana musuh.

6. Ayat 8: Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Mazmur ini diakhiri dengan sebuah deklarasi iman yang kuat: "Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Ini adalah pernyataan iman yang mengingatkan umat bahwa Tuhan yang menciptakan alam semesta juga berkuasa atas segala sesuatu. Setelah menggambarkan berbagai ancaman dan bahaya yang telah mereka hadapi, pemazmur menutup mazmur ini dengan penegasan bahwa sumber pertolongan mereka adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta. Dengan menyebut Tuhan sebagai pencipta "langit dan bumi," pemazmur ingin menegaskan bahwa kuasa Tuhan melampaui segala sesuatu, termasuk segala bahaya dan kekuatan di dunia ini.

Nama Tuhan di sini melambangkan kuasa, otoritas, dan kesetiaan-Nya yang melampaui segala ancaman dan bahaya yang mungkin mereka hadapi. Bukan pada kekuatan manusia, bukan pada strategi atau kekuasaan duniawi, melainkan hanya pada Tuhan, yang kuasa-Nya meliputi seluruh alam semesta.


APLIKASI, MAKNA DAN KESIMPULAN:

Dalam kehidupan sehari-hari, jemaat sering menghadapi tantangan besar, seperti masalah pribadi, kesulitan ekonomi, atau ancaman kesehatan. Dalam konteks modern, tekanan dunia—baik berupa kekacauan sosial, krisis moral, atau tantangan spiritual—dapat menghancurkan kita jika tidak ada pertolongan dari Tuhan. Ancaman kehidupan saat ini, seperti pandemi, ketidakpastian ekonomi, atau bencana alam, bisa bagaikan "air yang menghanyutkan." Namun, ayat ini mengajarkan jemaat untuk tidak menyerah pada situasi yang tampaknya menghancurkan. Jemaat perlu belajar untuk selalu bersyukur atas perlindungan Tuhan, meskipun ancaman tersebut mungkin tidak selalu terlihat nyata. Dalam setiap masalah yang terlewati, jemaat harus memuji Tuhan atas penjagaan-Nya. Selain itu, banyak "jerat" dalam hidup—baik berupa godaan, kejahatan, atau dosa—yang menjerat umat Tuhan. Namun, Tuhan membebaskan kita seperti burung yang lepas dari jebakan. Jemaat diundang untuk melihat bahwa segala pertolongan yang mereka perlukan hanya ada pada Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi. Dalam menghadapi masalah apa pun, mereka harus percaya penuh kepada Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu.

Bapak/Ibu yang diberkati Tuhan. Jemaat diingatkan bahwa pertolongan Tuhan adalah hal utama yang harus selalu disadari. Tanpa Tuhan, segala usaha kita tidak akan membawa hasil. Oleh karena itu, dalam setiap usaha dan rencana, kita perlu mengandalkan pertolongan dan tuntunan Tuhan. Dalam konteks iman Kristen saat ini perlu menyadari bahwa di tengah krisis dan tantangan, seperti korupsi, krisis keluarga, atau godaan materi, Tuhan memberikan perlindungan sehingga kita tidak "ditelan" oleh berbagai masalah dunia ini. Sebab pemazmur mengajarkan bahwa meskipun jemaat mungkin menghadapi situasi yang membuat mereka merasa terombang-ambing seperti banjir, Tuhan tetap hadir untuk menjaga dan menyelamatkan mereka dari kehancuran. Dengan berpegang pada Tuhan, jemaat akan tetap bertahan, bahkan di tengah cobaan berat. Selain itu, pemazmur mengingatkan jemaat untuk selalu mengucap syukur. Bahkan ketika menghadapi musuh atau kesulitan, Tuhan tidak membiarkan kita jatuh, melainkan terus melindungi kita dalam kehidupan sehari-hari. Jemaat juga diingatkan bahwa Tuhan mampu melepaskan mereka dari dosa, kecanduan, atau tekanan hidup; seperti burung yang terbebas dari jerat, hidup kita akan dipulihkan jika kita mengandalkan Tuhan. Dalam kondisi gereja kita saat ini, di mana jemaat menghadapi ketidakpastian di berbagai bidang, ayat ini menjadi deklarasi iman bahwa Tuhan adalah sumber pertolongan yang pasti. Jemaat harus hidup dengan keyakinan bahwa Tuhanlah yang memegang kendali atas kehidupan mereka.


DOA PENUTUP

"Bapak kami yang di sorga, kami datang bersyukur atas segala kebaikan dan penyertaan-Mu dalam hidup kami. Kami memohon, ya Tuhan, agar Engkau menolong kami semua, jemaat-Mu, untuk senantiasa mendekat kepada-Mu dengan hati yang murni dan penuh kerendahan. Berkatilah gereja kami, para pelayan, gembala, dan semua yang melayani, agar mereka selalu kuat dan setia dalam panggilan mereka. Kiranya Engkau juga memberkati seluruh jemaat, supaya kami terus bertumbuh dalam iman, kasih, dan perbuatan baik.
Bapa kami yang di sorga. Dalam masa-masa yang penuh tantangan ini, kami memohon agar Engkau, Tuhan, menyediakan kebutuhan mereka sesuai dengan kekayaan kemuliaan-Mu di dalam Kristus Yesus. Berikanlah mereka kekuatan dan ketahanan untuk terus berharap dan percaya pada pertolongan-Mu.
Kami juga memohon agar Engkau menyertai mereka dengan kebijaksanaan dan keberanian untuk menghadapi setiap kesulitan yang mereka hadapi. Bukalah pintu-pintu berkat yang mungkin tampak tertutup dan berikanlah jalan keluar yang mereka butuhkan. Dalam setiap krisis yang mereka alami, berikanlah mereka rasa damai dan keyakinan bahwa Engkau selalu bersama mereka, sebagai Penolong yang setia. Kami juga berdoa untuk generasi muda di tengah-tengah jemaat kami. Tuhan, kami menyadari bahwa iman mereka sering kali kurang kuat dan mungkin merasa jauh dari-Mu. Kami mohon agar Engkau mengunjungi mereka dengan kuasa Roh Kudus-Mu, menyentuh hati mereka, dan menguatkan iman mereka. Bangkitkan semangat mereka untuk mengejar-Mu dan hidup dalam kebenaran-Mu. Berikanlah mereka pengertian yang mendalam akan kasih-Mu dan rencana-Mu dalam hidup mereka. Lindungilah mereka dari pengaruh buruk yang dapat menjauhkan mereka dari-Mu. Semoga mereka merasakan kehadiran-Mu dalam setiap aspek kehidupan mereka dan menemukan kekuatan serta arah melalui hubungan pribadi mereka dengan Engkau.

Tuhan, kami percaya bahwa Engkau Tuhan dan Juruslamat kami. Kami menyerahkan semua doa ini ke dalam tangan-Mu yang penuh kasih, yakin bahwa Engkau mendengar dan menjawab setiap permohonan kami sesuai dengan kehendak-Mu yang sempurna. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, kami berdoa. Amen.

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

KHOTBAH MINGGU 17 NOVEMBER 2024, MATIUS 24: 9-14, ORANG YANG BERTAHAN SAMPAI AKHIR AKAN SELAMAT

KHOTBAH MINGGU 3 NOVEMBER 2024, MARKUS 12: 28-34, MENGASIHI TUHAN ALLAH DAN SESAMA MANUSIA

KHOTBAH MINGGU 24 NOVEMBER 2024, DANIEL 7: 9 - 14, KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH TIDAK AKAN LENYAP