KHOTBAH MINGGU 17 NOVEMBER 2024, MATIUS 24: 9-14, ORANG YANG BERTAHAN SAMPAI AKHIR AKAN SELAMAT

  

Disclaimer: Bapak/Ibu Teks Khotbah ini hanya bahan tambahan saja untuk membantu kita dalam mempersiapkan khotbah pada hari minggu. Jadi kami sarankan untuk tidak meng-copy paste secara langsung. Terimakasih

DOA PEMBUKA (BISA DIUBAH SESUAI TOPIK MASING-MASING)

Kami sungguh mengucap syukur kepadaMu Ya Allah, Bapak kami yang Maha Pengasih yang selalu setia menjaga dan memberkati kami. Pada saat ini kami datang dan menghadap di hadapan-Mu, dengan hati yang penuh kerendahan. Kami bersyukur atas kesempatan yang masih Tuhan berikan bagi kami, untuk berkumpul di rumah Tuhan yang kudus untuk mendengarkan firman-Mu. Kami memohon, kiranya Engkau membuka hati dan pikiran kami agar kami dapat menerima mengerti dan memahami firman-Mu dengan baik. Tolonglah ya Tuhan, bimbinglah kami untuk semakin mendekat kepada-Mu, agar hidup kami selalu berkenan di hadapan-Mu. Jadikanlah khotbah ini sebagai sarana bagi kami untuk lebih mengenal-Mu dan merasakan kehadiran-Mu dalam kehidupan kami. Juga kuatkanlah kami untuk menjadi Saksi-Mu yang setia, memberitakan firman-Mu dengan penuh keberanian dan kasih. Biarlah Roh Kudus-Mu membimbing setiap kata yang diucapkan, agar dapat menjadi benih yang tumbuh subur dalam kehidupan kami. Terimakasih ya Tuhan, hati pikiran dan jiwa kami telah siap untuk mendengarkan. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami bermohon. Amen

PENGANTAR

Kitab Matius adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab, yang menceritakan kehidupan, ajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Kitab ini secara tradisional dianggap ditulis oleh Matius, seorang pemungut cukai yang menjadi salah satu rasul Yesus. Kitab Matius memiliki tujuan utama untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, dan untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah penggenapan dari nubuat-nubuat Alkitab. Penulisan kitab Matius diperkirakan terjadi sekitar antara tahun 60-70 M, meskipun ada yang memperkirakan lebih awal, sekitar tahun 50-60 M. Hal ini berdasarkan gaya penulisan, referensi terhadap peristiwa-peristiwa dalam sejarah Gereja awal, dan keadaan sosial serta agama pada masa itu. Kitab Matius ditulis dengan tujuan utama untuk meyakinkan pembaca, khususnya orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama.

Untuk lebih jelas mengetahui kitab Matius Pasal 24 ayat 9 sampai 14 ini, mari kita pahami bersama-sama.

TAFSIRAN DAN PENDALAMAN TEKS

Pendalaman Tafsiran

Pasal 24 dalam Injil Matius merupakan bagian yang terkenal karena menyampaikan ajaran Yesus tentang akhir zaman dan tanda-tanda kedatangan-Nya yang kedua kali. Pasal ini sering disebut sebagai "Pengajaran tentang Akhir Zaman" atau "Khotbah di Bukit Zaitun" karena disampaikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya di dekat Bukit Zaitun, setelah peristiwa kemasukan-Nya ke Yerusalem dan setelah Ia mengkritik pemimpin-pemimpin agama pada Pasal 23. Dimana Yesus memberikan penghakiman keras terhadap para pemimpin agama Yahudi, menyatakan bahwa Yerusalem akan dihancurkan sebagai akibat penolakan mereka terhadap-Nya.
Secara menyeluruh ayat 9-14 merupakan peringatan pertama mengenai penyesatan yang akan datang. Sebab Yesus mengingatkan bahwa banyak orang akan datang mengaku sebagai Mesias, menyesatkan banyak orang. Termasuk tanda-tanda lainnya yang akan muncul termasuk perang, gempa bumi, kelaparan, dan penganiayaan terhadap orang percaya. Namun, Yesus menegaskan bahwa Injil Kerajaan harus diberitakan di seluruh dunia sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali (ayat 14).

Ayat 9: Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
Pada zaman Yesus, umat Kristen sering kali mengalami kebencian dari orang Yahudi yang tidak menerima Yesus sebagai Mesias, serta dari orang Romawi yang menganggap ajaran Kristen sebagai ajaran subversif dan mengancam kekuasaan mereka. Dalam sejarah gereja, penganiayaan terhadap umat Kristen juga muncul dalam berbagai bentuk, baik dalam skala kecil (pengusiran sosial) maupun dalam skala besar (penganiayaan negara). Pada zaman Gereja mula-mula, penganiayaan juga terjadi bagi umat Kristen, baik dari pemerintah Roma maupun dari orang-orang Yahudi yang tidak menerima Yesus sebagai Mesias. Beberapa pengikut Yesus, seperti rasul Paulus, pernah dipenjara dan disiksa karena iman mereka. Penganiayaan besar terhadap umat Kristen dimulai pada abad pertama dan berlanjut hingga beberapa abad berikutnya. 
Meskipun penganiayaan saat ini mungkin tidak selalu melibatkan penyiksaan fisik seperti pada zaman Yesus atau gereja mula-mula, penganiayaan dalam bentuk lain (seperti diskriminasi, penolakan sosial, atau ancaman terhadap pekerjaan) tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh orang Kristen di banyak tempat.
Yesus mengajarkan bahwa penderitaan yang dialami oleh pengikut-Nya adalah bagian dari jalan hidup mereka, dan itu dapat menjadi kesaksian yang kuat bagi dunia. Penganiayaan karena nama-Nya bukan hanya penderitaan semata, tetapi juga kesempatan untuk menunjukkan komitmen sejati kepada Kristus. Sebab Penderitaan yang dialami oleh orang Kristen tidaklah sia-sia. Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan bagi Kristus membawa kemuliaan, dan setiap penderitaan yang dialami oleh pengikut-Nya adalah bagian dari jalan yang akan mengarah pada kedatangan-Nya yang kedua kali dan penyelamatan yang sempurna (Roma 8:18, 1 Petrus 4:12-13).
Ayat 10: dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.
Salah satu penyebab utama "Murtad" adalah penganiayaan yang berat dan tekanan sosial yang dihadapi oleh umat Kristen pada masa itu. Banyak yang akan kehilangan iman mereka atau menyerah karena takut akan penderitaan yang mereka alami atau takut dibenci oleh orang banyak. Kemudian Seiring dengan intensifikasi penganiayaan dan kesulitan, beberapa orang percaya akan menyerahkan sesama orang Kristen kepada otoritas atau bahkan kepada musuh-musuh iman mereka untuk disiksa atau dibunuh. Ini menunjukkan bagaimana penganiayaan bisa menyebabkan perpecahan di kalangan umat Tuhan. Merasa lemah atau takut, mulai menyalahkan atau mencurigai satu sama lain, yang mengarah pada perpecahan, saling membenci dan melukai.
ayat 11: Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
Dalam konteks ini, "nabi palsu" merujuk pada orang-orang yang mengaku sebagai utusan atau pembicara dari Tuhan, tetapi sebenarnya mereka menyampaikan ajarkan yang salah atau penyesatan. Nabi palsu ini tidak menyampaikan wahyu yang benar dari Allah, melainkan ajaran yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Dalam Alkitab, nabi palsu sering dikaitkan dengan orang-orang yang berusaha untuk menyesatkan umat Tuhan, memimpin mereka ke jalan yang salah, atau menggunakan ajaran agama untuk keuntungan pribadi mereka (misalnya, uang, kekuasaan, atau pengaruh). Matius 24:11 mengingatkan kita tentang pentingnya kewaspadaan terhadap ajaran yang menyimpang. Di dunia ini, banyak sekali ajaran dan filosofi yang bisa terdengar baik atau menarik, tetapi belum tentu sesuai dengan kebenaran Alkitab. Beberapa kelompok atau individu mungkin menggunakan nama Yesus atau agama Kristen untuk menyebarkan ajaran yang sesat atau untuk keuntungan pribadi.
ayat 12 - 14 : Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Kedurhakaan (Anomi): "Kedurhakaan" (dalam bahasa Yunani: "anomia") merujuk pada perlawanan terhadap hukum Tuhan atau ketidaktaatan moral. Ini menggambarkan semakin maraknya dosa, ketidakadilan, dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika yang Tuhan tetapkan. Di akhir zaman, kedurhakaan akan semakin meningkat di masyarakat, menyebabkan kerusakan sosial dan moral. Kasih menjadi dingin: Akibat dari kedurhakaan yang semakin bertambah adalah semakin berkurangnya kasih antara manusia. Kasih di sini merujuk pada kasih yang tulus, yaitu kasih yang mengasihi sesama tanpa syarat, seperti yang diajarkan oleh Yesus (Matius 22:37-40). Ketika dosa dan kedurhakaan semakin merajalela, banyak orang akan kehilangan kepedulian terhadap sesama mereka, dan hubungan antar manusia akan menjadi semakin dingin dan keras.
Pada masa kini, ayat ini menggambarkan kondisi yang dapat kita amati dalam masyarakat yang semakin rusak moralnya. Ketidakpedulian terhadap penderitaan orang lain, korupsi, kekerasan, serta ketidakadilan sosial adalah bagian dari kedurhakaan yang memengaruhi kehidupan manusia. Bahkan, dalam dunia modern, kita bisa melihat bagaimana kasih antar sesama bisa tereduksi karena egoisme, keserakahan, atau ketidakpedulian terhadap orang lain.
Bagi orang Kristen masa kini, ini adalah peringatan untuk tetap memelihara kasih yang tulus kepada sesama, bahkan dalam dunia yang semakin gelap dan penuh dengan kedurhakaan. Kita harus terus berusaha hidup dalam kasih, meskipun ada godaan untuk menjadi keras atau apatis terhadap penderitaan orang lain.
Walau demikian, bertahan sampai kesudahan: Yesus menekankan pentingnya ketekunan dan kesetiaan dalam iman hingga akhir hidup atau hingga kedatangan-Nya yang kedua kali. "Kesudahan" di sini merujuk pada akhir zaman atau kedatangan Kristus yang kedua. Yesus mengingatkan bahwa kesulitan, penyesatan, dan kedurhakaan tidak boleh membuat orang percaya mundur dari iman mereka.
Yesus menjanjikan keselamatan bagi mereka yang bertahan dalam iman sampai akhir. Ini bukan berarti keselamatan diperoleh melalui usaha pribadi atau ketekunan sendiri, tetapi bahwa keselamatan tersebut adalah bukti dari iman yang sejati, yang tidak goyah meskipun menghadapi tantangan. Orang yang bertahan dalam iman membuktikan bahwa mereka adalah orang yang benar-benar diselamatkan.
Ketekunan dalam Iman sejalan dengan ajaran banyak bagian dalam Alkitab yang menekankan bahwa keselamatan bukan hanya dimulai dengan iman, tetapi juga memerlukan ketekunan dalam iman sepanjang hidup (Ibrani 3:14, Yakobus 1:12, Wahyu 2:10). Menghadapi dunia yang penuh dengan godaan dan kesulitan, kita harus terus berjalan dalam iman, berharap pada janji Kristus.
Kedatangan Kristus yang kedua kali adalah harapan terbesar bagi orang Kristen, yaitu penyelesaian dari segala penderitaan dan dosa. Dunia yang penuh dengan kedurhakaan, penganiayaan, dan penyesatan akan berakhir dengan penciptaan langit baru dan bumi baru (Wahyu 21). Ini adalah pengharapan dan jaminan bagi orang percaya yang bertahan dalam iman.

APLIKASI/ PENERAPAN

Matius 24:12-14 mengajarkan bahwa di akhir zaman, kedurhakaan akan semakin meluas, yang mengarah pada kasih yang semakin dingin di antara banyak orang. Namun, Yesus menegaskan bahwa orang yang bertahan dalam iman hingga akhir akan memperoleh keselamatan. Meskipun tantangan dan penganiayaan akan semakin berat, kesetiaan dan ketekunan dalam iman adalah kunci untuk menerima janji keselamatan dari Tuhan. Injil Kerajaan akan terus diberitakan ke seluruh dunia, menjadi kesaksian bagi semua bangsa, hingga akhirnya Yesus kembali untuk menyelesaikan rencana keselamatan-Nya. Oleh karena itu, kita diajak untuk tetap setia dalam iman, menjaga kasih kita kepada sesama, dan terus berjuang dalam mengabarkan Injil hingga kedatangan-Nya yang kedua kali.

Selamat Bertahan Sampai Akhir. Amen 
Demikian Bahan Khotbah dari Kitab Matius 24: 9-14

DOA PENUTUP (BISA DIUBAH SESUAI TOPIK MASING-MASING)

"Bapak kami yang di sorga, kami datang bersyukur atas segala kebaikan dan penyertaan-Mu dalam hidup kami. Kami memohon, ya Tuhan, agar Engkau menolong kami semua, jemaat-Mu, untuk senantiasa mendekat kepada-Mu dengan hati yang murni dan penuh kerendahan. Berkatilah gerejaMu, para pelayan, gembala, dan semua yang melayani, agar mereka selalu kuat dan setia dalam panggilan mereka. Kiranya Engkau juga memberkati seluruh jemaat, supaya kami terus bertumbuh dala
m iman, kasih, dan perbuatan baik. Engkau juga ya Tuhan mengingatkan kami untuk selalu siap sedia memberitakan kebenaran-Mu di manapun kami berada. Kiranya firman-Mu meneguhkan hati kami, memberi kami keberanian dan kebijaksanaan untuk menjadi Saksi- Mu yang setia dalam segala situasi. Bimbing setiap langkah kami agar hidup kami memancarkan kasih dan kebenaran-Mu. Mampukan kami, Tuhan, untuk menjalankan tugas kami sebagai pembawa kabar baik kepada dunia yang membutuhkan harapan.

Dan kami juga bermohon tolong, ampunilah dosa-dosa kami, ya Tuhan, dan sucikanlah hati serta pikiran kami. Ajarkan kami untuk selalu tunduk pada kehendak-Mu dan melawan setiap godaan yang membawa kami jauh dari-Mu. Kami berdoa agar Engkau terus membimbing kami untuk tetap sedia dan setia memberitakan FirmanMu serta selalu mendekat kepada-Mu, memperkuat iman kami, dan membuat kami setia kepada-Mu. Kiranya kami selalu merendahkan diri di hadapan-Mu, dan biarlah kasih karunia-Mu meninggikan kami dalam kebenaran-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin."bft


Salam Sukacita Bapak/Ibu. Setelah membaca dan memahami Bahan Khotbah Minggu ini. Mohon supaya berkenan (hanya 1 menit saja) mengisi Form Kuesioner blog ini, dengan tujuan untuk pengembangan dan pendalaman isi bahan ini. Terimakasih Bapak/Ibu. Semoga berkenan

link nya dapat diakses di https://forms.gle/akUVJHHQiLbBwThk6

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

KHOTBAH MINGGU 3 NOVEMBER 2024, MARKUS 12: 28-34, MENGASIHI TUHAN ALLAH DAN SESAMA MANUSIA

KHOTBAH MINGGU 24 NOVEMBER 2024, DANIEL 7: 9 - 14, KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH TIDAK AKAN LENYAP